Staycation @ Inaya Putri Nusa Dua

Sebagai destinasi wisata terkemuka di Indonesia dan juga dunia, Bali menawarkan beragam pesona wisata yang layak dikunjungi. Tak hanya keindahan pantai-pantainya yang menarik perhatian wisatawan domestik dan mancanegara, namun juga beragam sajian kuliner dan budaya yang memikat yang tak boleh dilewatkan saat Anda berkunjung ke sana.

Salah satu kawasan di Bali yang menjadi tujuan wisata adalah Nusa Dua. Sebuah enklave resor besar internasional berbintang lima di tenggara Bali. Terletak 40 kilometer dari Denpasar, ibukota provinsi Bali. Kawasan Nusa Dua menjadi salah satu pusat industri MICE di Bali. Beberapa konfrensi internasional setingkat APEC, maupun yang diselenggarakan oleh PBB serta konfrensi internasional lain, diselenggarakan di kawasan ini.

Oleh karena itu, ketika menerima undangan untuk merasakan sendiri kenyamanan dan kemewahan untuk tinggal di kawasan Nusa Dua, ini seperti pepatah pucuk dicinta ulam tiba. Pada Minggu, 13 Nopember 2016 saya pun berkesempatan menikmati salah satu keindahan kawasan Nusa Dua di Hotel Inaya Putri yang baru diresmikan oleh Menteri BUMN Rini Suwandi, dua hari sebelumnya.

Berada di kawasan Nusa Dua yang eksklusif, keramahtamahan ala Bali sudah terasa sejak memasuki area masuk INAYA Putri Bali. Resor nyaman dan berkelas ini sungguh tepat menjadi sarana menginap untuk sesaat “melarikan diri” sejenak dari keriuhan ibukota yang padat, menepi sejenak dari padatnya aktifitas untuk menikmati pelayanan yang sempurna dan pengalaman terbaik khas Bali yang ditawarkan Inaya Putri Nusa Dua Bali.

Saat turun dari kendaraan, para tamu akan memasuki kawasan lobi hotel dengan arsitektur yang megah, berbalut paduan material kayu yang mendominasi, menyambut tamu dengan nuansa eksotis. Ruangan lobi yang terbuka membebaskan pandangan kita untuk melihat pantai di satu sisi dengan kawasan resort hotel, dan kolam renang di sisi yang lain.

Lobi utama ini didesain oleh arsitek terkemuka Indonesia yang sekarang menjabat Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil. Desainnya unik, mengadopsi bentuk lumbung padi yang umumnya tersedia dalam kehidupan pedesaaan yang dalam Bahasa Bali dinamakan Jineng. Detail atap desain cukup tinggi dengan tonggak-tonggak pendukung yang mencitra sisi tradisional serta merefleksikan pentingnya peranan lumbung padi bagi masyarakat tradisional, khususnya di Bali, karena lumbung merupakan bagian penting dari kehidupan mereka.

Begitu urusan chek in di meja resepsionis beres, tamu akan diantar menggunakan boogey car berkapasitas empat orang ke area resor, melalui sebuah jalan yang kaya akan sentuhan nafas dan kehidupan Bali, yaitu area Penglipuran. Saya langsung mengingat area ini dan langsung mengasosiasikannya ke Desa Penglipuran, sebuah desa wisata yang terletak di kawasan Kintamani dan Gunung Batur, yang saya kunjungi sehari sebelumnya.

Di area penglipuran ini terdapat tujuh bangunan yang memiliki nama berdasarkan Tujuh Dewi yang menjadi Jiwa INAYA Putri Bali. Ketujuh dewi yang dilambangkan pada tujuh bangunan puri tersebut adalah Rukmini (Dewi Kecantikan), Saraswati (Dewi Pengetahuan, Seni Spiritualis dan Musik), Sri Laksmi (Dewi Kemakmuran), Dewi Sri (Dewi Kesuburan), Parwati (Dewi Alam Semesta), Uma (Dewi Tanpa Batas), dan Sinta (Dewi Cinta dan Kemurnian). Saya kebetulan mendapatkan sebuah kamar deluxe di area Saraswati, dengan akses ke kolam renang pribadi di bagian depannya.

Hotel Inaya Putri tentu saja tak hanya mementingkan detail yang berkesan etnik. Resor ekslusif ini tetap mengedepankan faktor kenyamanan bagi para tamunya. Resor ini memiliki total 460 kamar, setiap fasilitas kamar yang tersedia di INAYA Putri Bali terdiri dari beberapa pilihan kamar dan suite yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan para tamu. Diantaranya, Deluxe Room, Deluxe Pool Access, One Bedroom Suite, One Bedroom Suite Oceanview dan Two Bedroom Suite. Privasi juga ditawarkan dalam konsep berkelas internasional di deretan The Village, area vila dengan dua tipe yakni One Bedroom Villa dan Two Bedrooms Villa.

Tak hanya kenyamanan yang ditawarkan Inaya Putri melalui beragam pilihan kamar sebagai tempat menginap, plus desain arsitektur dengan tema Bali yang sangat kuat. Resor menawan ini juga menyajikan layanan Food & Beverages yang pastinya akan membuat pengalaman menginap tamu semakin berkesan. Tersedia beberapa restoran yang menawarkan aneka pilihan rasa dan konsep.

Karena datang ke Inaya Putri Nusa Dua saat menjelang senja, saya berkesempatan menikmati makan malam di Restoran Homaya yang menyajikan masakan tradisional Indonesia pada pukul 19.00. Restoran Homaya sendiri, buka sejak pukul 17.30 hingga pukul 23.00. Menu yang ditawarkan, bervariasi sejak ayam, dan ikan bakar, sate, rendang, nasi goreng, gado-gado, hingga babi kecap dengan tiga pilihan nasi; nasi putih, nasi kuning, dan nasi merah., saya memilih ikan kakap bakar bumbu Parape, dengan makanan pembuka berupa palai udang (Makassar), dan ayam pelalah yang merupakan makanan khas bali.

Makanan pembukanya sungguh sangat menggoda. Palai udang, adalah pepes udang kecil (ebi) yang disajikan dengan serundeng kelapa, dilengkapi daun kemanggi serta dibungkus daun pisang. Sementara ayam pelalah, adalah ayam suwir yang disajikan manis, dilengkapi sambal tomat, kacang panjang dipadu kesegaran jeruk lemon Bali. Kelezatan kedua makanan pembuka ini, semakin menambah rasa penasaran kami dalam menyantap hidangan utama. Ikan bakar Parape. Untuk pilihan nasinya, saya memilih nasi kuning. Ternyata, makanan utamanya cukup terpujikan. Ikan bakarnya dibakar dengan kematangan mendekati sempurna, dengan taburan cabe rawit hangat diatas ikan yang dibakar. Kesempurnaan acara makan malam semakin lengkap dengan hiburan sekelompok pemusik yang membawakan lagu Stand By Me dan Cottonfield.

Selain Restoran Homaya, sajian kuliner Hotel Inaya Putri bisa diperoleh di Gading Restaurant yang menjadi restoran utama hotel ini, yang menjadi lokasi yang tepat untuk menikmati matahari pagi dengan beragam jamuan terbaik untuk para tamu. Konsep ruang makan yang didesain terbuka dan menyatu dengan alam sekitar, menjadikan restoran dengan kapasitas 250 tempat duduk ini lokasi yang tepat untuk memulai aktifitas di pagi hari dengan sarapan sembari menikmati pemandangan laut yang memesona.

Selain itu, masih ada Ja’Jan Bistro yang berada tepat satu level di bawah area lobi menjadi tempat yang pas bagi siapapun untuk menikmati suasana santai dan kasual. Di sini tamu dapat menikmati menu-menu pilihan seperti aneka snacks, light meals, signature blended tea yang seluruhnya tepat untuk dinikmati di waktu santai.

Setelah menikmati makan malam di Homaya, saya beserta dua blogger dari Jakarta Evi Puspa dan Ventura Elisawati, janjian untuk berenang di kolam renang utama yang berlokasi di depan restoran. Kami menunggu selama sekitar 30 menit setelah makan, agar perut dapat mencerna sajian yang kami santap sebelum turun ke kolam renang. Ternyataberenang di bawah sinar rembulan Bali yang mendekati purnama adalah salah satu pengalaman yang paling memorable saat kunjungan ke Bali kali ini. Air kolamnya hangat, dan tak hanya kami, beberapa wisatawan asal Cina juga turut bergabung bersama kami.

Demikianlah, kunjungan ke Bali kali ini menimbulkan kesan tersendiri, karena saat berada di INAYA Putri Bali Nusa Dua, saya tidak hanya menikmati leisure tetapi Bali seutuhnya, karena setiap aspek di INAYA Putri Bali mencerminkan keramahan dan kemegahan tradisi Bali, sehingga mengunjungi INAYA Putri Bali tidak hanya sekedar berlibur atau bersantai, tetapi mendapatkan kenangan yang akan tetap tinggal dalam ingatan. (Maulana Yudiman)

INAYA Putri Bali

Kawasan Wisata Nusa Dua Lot S-3, Bali

Phone: +62 361 774 488

www.inayahotels.com

Latest news

Related news